Minggu, 24 November 2013

Mau Investasi Tapi Takut Risiko? Ini Tips Menghadapinya

Jakarta -Banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya berinvestasi demi masa depan. Terkadang justru bukan karena kurang pengetahuan, tapi takut akan risiko yang jadi penghalang.

"Memang, risiko itu sudah jadi bagian hidup kita. Sejak bangun pagi, keluar rumah, bekerja hingga pulang kembali, sesuatu yang tidak kita harapkan bisa saja menimpa kita," kata Assistant Vice President Head of Investment, Bancassurance, and Treasury Products Commonwealth Bank, Rheza Karyanto seperti dikutip Minggu (24/11/2013).

Sebenarnya, menurut Rheza ada risiko yang dapat dihindari. Tetapi ada juga yang harus berani untuk dihadapi.

Berikut ini tips untuk siap menghadapi risiko:

Kenali profil Anda

Setiap orang punya level aman yang berbeda-beda dalam berinvestasi. Dengan menganalisa dan mengenali profil risiko, maka seseorang bisa mengatur batas risiko yang dapat diterima dan memilih produk investasi yang membuatnya nyaman. Karena pada akhirnya, hal yang paling penting bagi seorang investor adalah bisa tidur nyenyak di malam hari.

Pertimbangkan perusahaan yang sudah jelas
Banyak jenis investasi yang menawarkan skema yang menarik, tapi ternyata tidak punya ijin yang jelas. Sebelum mempertimbangkan, pastikan perusahaan yang menawarkan investasi punya ijin usaha dari Regulator. Kalau bentuknya produk keuangan, ijinnya dari Otoritas Jasa Keuangan.

Selain itu, reputasi dan track record juga bisa jadi acuan. Beberapa perusahaan atau produk terbaik akan memiliki sejarah penghargaan yang menunjukkan konsistensi kinerja dan keberhasilannya.

Ketahui sebab akibat munculnya risiko

Setiap penjual pasti menjelaskan semua yang bagus-bagus dari produknya. Selalu ingat, return dan risiko itu seperti 2 mata koin yang sama. Kalo ada produk kasih return 10% sebulan, artinya dia juga bisa kasi kerugian 10% sebulan. Jadi, bersikaplah kritis untuk cari tahu apa sebab akibatnya. Apa penyebab kenaikan? Jika kondisi berbalik, apa risikonya?

Untuk menambah informasi dari si penjual, luangkan waktu untuk belajar dari buku/internet dan ikuti seminar/kursus publik.

Pilih produk sesuai tujuan

Memilih produk investasi itu ibarat memilih kendaraan. Kalau mau ke Puncak, orang Jakarta pilih naik mobil. Tapi kalau ke Bali, orang pilih naik pesawat bukan mobil, karena lebih efektif.
Begitu pula dengan investasi. Untuk tujuan jangka pendek, kita gunakan instrumen yang lebih aman seperti deposito atau obligasi. Kalau tujuannya masih panjang, kita bisa gunakan instrumen yang lebih berisiko, seperti saham.

Tapi kalau dilakukan sebaliknya (jangka pendek di saham, jangka panjang di deposito), maka akan sama seperti naik pesawat ke Puncak atau naik mobil ke Bali. Sampainya tidak jelas kapan dan justru malah lebih berisiko, bukan.

Sebar risikonya

Cara terakhir ini adalah untuk meminimalkan risiko. Sebar risiko atau istilah kerennya "diversifikasi" dapat dilakukan dalam 2 bagian: sebar produknya dan sebar waktunya.

Dengan kata lain, investasi dilakukan dalam beberapa produk dan secara bertahap. Sehingga risikonya tidak terkonsentrasi pada 1 produk saja. Dan jumlah investasinya juga tidak sekaligus besar diawal, melainkan dibagi sebagian2 dalam periode tertentu.


Sumber: http://finance.detik.com/read/2013/11/24/181952/2422007/4/3/mau-investasi-tapi-takut-risiko-ini-tips-menghadapinya

Analisis:
kita tahu bahawa  Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Biasanya investasi juga memiliki hal yg positif aupun negative. Dari sisi positifnya kita bisa memperoleh hasil (profit) yg lebih dari dana kita sebelum diinvestasi tetapi dari sisi negatifnya kita juga bisa mengalami kerugian, biasanya kerugian itu timbul karena ada investasi yang sifatnya bohong. Maka sebaiknya apabila kita ingin berinvestasi pikirkanlah risiko-risikonya apa saja yang akan di dapatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar