Jumat, 18 Oktober 2013


Indonesia Menjadi Prioritas Pertama Investasi di Irak

 

JAKARTA - Salah satu perusahaan minyak nasional Irak di bawah Kementerian Minyak Irak, IDC (Iraqi Drilling Company) mengutamakan perusahaan asal Indonesia untuk berinvestasi di Irak.

Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama IDC Idriss Muhsen Al-Yassiri saat acara Oil Business Meeting 'Minyak untuk Sebuah Persahabatan' di Wisma Elang Laut, Jakarta, Jumat (17/10/2013)

"Kita punya banyak kekayaan alam tapi tidak bisa dimanfaatkan karena tak punya dana. Semua hancur karena perang selama tiga dekade. Karena itu kami mengajak Indonesia untuk investasi. Kami akan prioritaskan Indonesia," ungkapnya.

Idriss menambahkan, saat ini perusahaan minyak Irak membutuhkan sebanyak 250 rig, namun saat ini yang ada baru tersedia 80 rig.

"Jadi kami masih kurang 170 rig lagi, kerja sama ini kita buka seluas-luasnya untuk perusahaan Indonesia. Kami juga ada sumur pengembangan, bisa siapkan alat dan dana," jelasnya.

Menurut Idriss, saat ini produksi minyak Irak mencapai 3,3 juta barel per hari. Untuk 7-10 tahun ke depan bisa 8-10 juta barel per hari. Hal ini mencangkup 9 persen pasokan minyak dunia.

"Jadi kalau perusahaan-perusahaan kecil Indonesia masuk ke sini, dan buat konsorsium akan lebih gampang mengontrolnya," tandasnya. (kie) (wdi)

 
Sumber:




Analisis:

ini terbukti bahwa Indonesia mampu berkerja sama dengan Negara luar. Karena, Negara kita sebenarnya kaya akan SDA tetapi hanya saja tidak ada dana untuk mampu mengelolanya sendiri. Dengan menjalin kerjasama maka akan terciptanya keuntungan bersama.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar