Pelaku pasar jauhi Rupiah dan mata uang negara berkembang
Merdeka.com - Rupiah diperkirakan harus kembali ke zona merah setelah beberapa hari sebelumnya cenderung mengalami kenaikan dengan memanfaatkan pelemahan nilai tukar dolar AS seiring terjadinya partial shutdown ekonomi yang tidak diketahui hingga kapan penyelesaiannya.
Awal pekan ini, Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran support Rp 11.560-Rp 11. 605-Rp 11. 545. "Rupiah sepertinya mulai terpengaruh sentimen kondisi AS," ujar Analis Trust Securities, Reza Priyambada dalam riset hariannya, Jakarta, Senin (7/10).
Menurutnya, kekhawatiran pelaku pasar terhadap peliknya kondisi AS membuat mereka menjauhi aset-aset berisiko, termasuk mata uang emerging market.
Sebelumnya, sentimen domestik yang mulai positif kembali mendorong mata uang Rupiah mengalami penguatan menjadi Rp11.251 per dolar AS di akhir pekan lalu.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore menguat nilainya sebesar 60 poin menjadi Rp11.255 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.315 per dolar AS.
Sumber:
http://www.merdeka.com/uang/pelaku-pasar-jauhi-rupiah-dan-mata-uang-negara-berkembang.html
Analisis:
mata uang rupiah nilainya jauh sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara yang sudah maju. Maka dari itu pelaku pasar hanya melirik nilai mata uang Negara yang jauh lebih baik. Walaupun sebenarnya nialai rupiah tidak dapat dipastikan kapan naik semua itu tergantung dengan nilai kurs mata uang yang berlaku.
Analisis:
mata uang rupiah nilainya jauh sangat rendah dibandingkan dengan Negara-negara yang sudah maju. Maka dari itu pelaku pasar hanya melirik nilai mata uang Negara yang jauh lebih baik. Walaupun sebenarnya nialai rupiah tidak dapat dipastikan kapan naik semua itu tergantung dengan nilai kurs mata uang yang berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar